Rabu, 13 Agustus 2014

DOA SANG BUNDA SEPANJANG IKTIKAF

Malam pekat, gelap tanpa bintang diiringin hembusan angin yang dingin menusuk rusuk, tak membuatnya kendor melangkahkan kakinya sepanjang malam lailatur qodar, bulan yang penuh berkah pada Romadhon. Disana hanya berniat memdoakan sang mujahidahnya....

lelehan dan lembab matanya tak membuat ia malu dihadapan sang Illahi, merengek hingga suara tangispun memecah kesunyian malam itu, aku seorang ibu....merasakan hampanya kehidupaan tanpa diimbangin cinta dan kasihnya yang merengang selama kesalah fahaman telah memecah keduanya, salah itu hanya salah faham keduanya....salah dan hanya salah...Aku seorang bunda nya....merasakan semuanya itu!!!!

Diseperempat malam ku merapatkan jiwa ragaku dihadapan sang Illahi...memohon dengan kerendahan hati untuk membuka lembaran lembara baru dalam hatinya, apapun yang telah ia lakukan, hapuskanlah ya Robb. hanya sebuah ampunan Mu dan anugrah Mu yang bisa merobah semua itu. Doaku hanya seperti membuka pagi dan menutup malam. Agar kau menjalani hari hari yang indah dan menemani malam yang damai bersama nya. tanpa harus mencurigai semua apa yang ada padanya.

Aku ....tau....semuaa usaha sehebat apapun akan sia sia tanpa doa. Karena nya aku sebagai Bundamu...selalu mendoakan nya di Hadapan Nya, senjata ku dan senjatamu adalah doa. wahai mujahidahku....engkau adalah insya yang lemah dihadapan  Robb san Izzati, engkau sangaaat membutuhkan Allah sepanjang masa, dekatkanlah jiwa raga mu. mintalah kepada Nya ampunan mu dan taufik di dunia dan di akhirat. Niscaya engkau akan kembali pada Nya.

dalam segala aktifitasmu, mulailah dengan akhirilah doamu dengan memuji Allah dan perbanyakilah berdhikir, berikanlah sholawat kepada Rasulullah. dan menghadaplah dengan Allah dan manusia dengan penuh kejujuran serta cinta kasih dan sayang nya. dan Ingatlah dekatkanlah dirimu pada Nya dengan banyak amalan amalan fardhu dan sunnah serta hal hal yang dapat mendekatkan diri pada Nya.

teringat malam malam sepanjang iktikaf di masjid islamec center Samarinda, bulan yang kepungkur.disana rentik hujan pun tiada, hanya sebuah lelehan lelehan air mata yang selalu ada dipipi. dengan harapan doa itu diijabahin Allah azawajallah . aamiin 

Kamis, 27 Februari 2014

HIJAUH MERAHNYA KEHIDUPAN 1

Manusia diciptakan dari tanah, dari nutfah yang di semanyamkan di rahim seorang ibu, disanalah selalu di jaga sang ibu hingga menjadi janin, sang ibu ketika hamil pastinya beragam ujian menyertainya, dari yang mual sampai tak berdaya untuk bangun dan makan walaupun hanya sesuap nasi atau seteguk air putih, pengalaman diri saya sendiri ketika hamil pastinya mabuk berat hingga usia 6 bulanan...masyaAllah....hal ini adalah sangaaat sesuatu bangeeet, karena dengan badan yang seperti itu tak mengoyahkan untuk kapooook hamil lagi hingga 10 kali hamil. Nikmd Allah yang mana lagi kita dustakan?

Dengan berat badan yang bertambah dan lemas telah menggerogoti tubuh seorang hamil itulah menjadikan pahala seorang ibu seperti seorang pejuang yang turun di medan perang, dengan keiklasan dan dengan kesabarannya menjadikan pahalany yang sangat berlipat lipat insyaAllah. ya emang terkadang hati terbisiki syetan punya males dalam beribadah, hanya orang orang yang kuat menjaga imannya tentunya yang selalu semangaaat ibadah di waktu hamil. dan untuk seorang hamil sebaiknya semangaaat beribadah agar sang janin yang di kandungnya itu mengikuti sang ibunya, jika waktu hamil suka nya tilawah dan menghafal ayat ayat alquran insyaAllah sang bayi lahirv dalam keadaan firohnya yang bagus, dan akhirnya nanti ketika menjadi anak ia akan terbiasa menghafal aquran. Jika sang ibunya hamil lalu suka marah marah maka lahirlah anak itu keras kepala.

yuk para ibu yang hamil biasakan untuk berbuat yang positif agar mempengaruhi anak dalam kandungannya, hilangkan rada kenegatifan dalam pikirannya. semangaaat terus pantang menyerah. insyaallah akan berhasil mendidik anaknya menjadi anak yang sholeh.

Selasa, 04 Februari 2014

SAYANG SAMA MERTUA

Perjalanan pernikahan udah puluhan tahun di rasa pada pasangan yang sholihah, tak juga ada kendala sedikitpun dengan keluarga kecilnya, ataupun sesama ibu mertua mereka tak mempermasahkan sedikitpun walaupun sang mertua terkadang sedikit ngomel membangun...:) itu semuanya karena rasa cintanya sama keluarganya maka tak segan segan untuk menasehatinya walaupun hanya mengomel aja. la keluarga kecil itu tidak memandang banyaknya matreri yang berlimpah di tanganya, mereka berdua hanya menginnginkan ketenangan hatinya dengan saling mencintai dan membangun keluarganya dengan saling percaya walaupun itu adalah awalnya tidak begitu kenal bahkan tidak sama sekali mengenalnya.
usut punya usud keduanya hanya punya cita dan cinta membangun keluarga kecilnya menjadi keluarga besar yang penuh cinta dan kasih sayang sesama. Selalu memberikan terbaik untuk keluarganya, apapun yang di rasa kurang akan menjadi hal yang indah di akhirnya :)

Mertua adalah kalimat yang di takuti para menantu wanita tentunya, tapi kali ini tidak menjadi alasan untuk di takuti, jadikanlah mertua adalah sebagai ibu dan sebagai curhatan di setiap hati kita resa aja, insya Allah Akan menjadi beres jika punya rasa takut pada mertua. pengalaman saya si ada....pada awal pernikahan saya menjadi bu merang takutnya dengan sang "Mertua". karena saya takut belum bisa memasak. belum perna kenal dan juga belum perna tau akan watak aslinya sang mertua....tentunya semuanya bisa saya lalui dengan jutaan enjoy aja de.

Pertama...
ketika saya punya rasa takut nggak bisa masak, saya niatkan pertama pura pura udah pinter masak segala hal loh ya, :)  .loh ketika pertama masak nasi menjadi bubur, hemmmm gimana harus saya kembalikan menjadi beras dan di masak lagi menjadi nasi :) , nggak ambil pusing saya, saya berusaha seribu alasn agar alasan saya di terima sama mertua, hehehe saya dekati suami ketika suami pulang istirahat makan siang dari kantornya, lantar saya bercerita memasak menjadi bubur, hehe si suami senyum tak memasalahkan masakan saya, lalu suami makan dengan lahap waktu itu, setelah suami selesai makan, saya bertanya suami " cin....gimana nanti si ibu kalau datang marahin saya masak nasi kok jadi bubur gini"? lan tas suami menjawab dengan enteng..." jawab aja nduk, ia bu, si masnya lagi pingin di masakin bubur, gitu aja"
lenga sudah hati saya punya alasan untuk menjawabnya. alhamdulillah

la dua jam si mertua datang dari pasar lantas bertanya " nduk tadi masak apa nduk...."?
dengan jawaban tak meragukan di mulut saya dengan sok pinter memasak hehe, saya menjawab, "itu bu...masak nasi bubur karena mas tadi minta masakin nasi bubur "

lalu si ibu mertua menjawab, "wah enak itu nduk...jadi ibu lapaar aja,mau makan ya "?
lega udah dengan jawaban si ibu tadi, berarti tak ada alasan lagi ibu bertanya tentang salah masak ku, :)
dengan itu berulang ulang kali saya bersyukur. nah dengan peristiwa itu saya harus lebih giat memasak lagi yang harus tidak salah dan berupaya belajar memasak yang top lah :)

Kedua....
jangan perna takut akan cerewetnya seorang mertua, saya si biasa aja jika tau mertua sedikit ngomel untuk membangun atau menyemangati diriku yang kadang jika nyapu tak bersih, sedikit malas ikut suami keluar, nah jika saya kena penyakit itu pastinya si mertua saya mengomel ngasih saran membangun untuk saya deh :) . ibu sayang saya, maka apapun yang salah kerjakan itu pasti dapat kritikan, jika si ibu nggak sayang sama saya pastinya si ibu akan diam seribu bahasa. :)
terkadang timbung dalam hati kecilku, wah kok kerjaanku salah salah gitu ya, ya itu hati kecil aja, saya hempaskan aja prasaan itu , saya harus lebih dekat dengan ibu apapun keadaannya saya anggap beliau ini adalah ibuku sendiri, salah ya mau di tegur bener ya mau di puja hehe, nah dengan kedekatan saya sama ibu mertua ini semua menantu ibu jadi cemburu ni ya, karena semunya nggak di anak emaskan seperyi saya. hehe

apa tips nya menjadi seorang menantu yang di sayang mertua....

1. lakukan senyum iklas jika ada punya rasa nggak enak sama mertua
2. anggaplah sang mertua itu ibu kandung mu
3. jangan perna membedakan beliau dengan ibumu sendiri
4. ajak ngobrol dengan canda dan kasih sayang
5. bantulah pekerjannya dengan iklas
6. jika ada masalah terbukalah dengan nya
7. membagi rijki bersamanya
8. perhatikan kesehatnya
9. ajaklah silaturrahmi ke keluarga mu
10. jangan perna mengejek nya walaupun hanya sekecil biji sawi
11. hormati beliau
12. ajarkan anak anak kita punya rasa sopan santu pada Beliau
13. ajarin anak anak mencintai lebih dari nya


Mahabbah el ahmady
Idhul Adha
16, oktober, 12013

12 Tahun telah terlewati
Seratan cantik wajah mu selalu membayangi ku
Kau lah yang meninggalkan pewaris segala gerak dan sifat untuk mujahidahkku yang pertama
Dari segala untuk segalanya....
Tubuh kurus .....
Lincah gerak nya....
Riang pribadinya.....
Super pragai nya....
Dermawan ....
Itulah sifat mu yang menurun tuk mujahidah ku yang pertama

Ketika langit pekat di pagi hari
Suara-suara burung hantu masih meraung di atas bangunan gedung yang kusam
Kau pergi menjajahkan dagangan mu di pasar
Walaupun dingin menusuk rusuk
Sementara di ujung-ujung kota masih sepi
Daun-daun pintu toko-toko masih tertutup rapat
Di emper-emper toko masih bergelimpangan para pengemis memimpikan keindahan harapannya
Di puncak-puncak bukit...
Suara-suara celotehan jangrik masih terdengar
Di kamar-kamar semua orang masih berselimut
Seakan-akan engkau tak menghiraukan resiko apa yang engkau terima
Engkau tetap bergerak menghampiri pasar
Mengisi hari-harimu bekerja untuk anak dan cucumu
Mengasah harapan-harapan yang cemerlang di akhirnya....

Mertuaaaaa...
Dalam harapannya engkau mimpikan menjadi wanita yang gigih berkerja
Semuanya karena gemerlap-gelipnya cinta dan kasih sayangmu pada anak dan cucumu
Dan mata mu selalu terpancarkan harapan besar atas kesuksesan anak dan cucu mu
Ketika malam belum juga bergantikan pagi
Engkau telah meninggalkan kami
Demi sesuap nasi dan recehan

Mertuaaaaa....Nama itu selalu di segani para menantu wanita...
Karena kejahatannya menantu tak mau menyamakan mertuaku adalah ibuku
Seserat dan seberat cintanya pastinya menyamai seorang cinta pada suaminya
Jangan takut pada mertua!!!!
Mertua ku adalah curahan segala-galanya
Terkadang terlihat cerewet
Untuk membangun dan motifasi
Belau adalah pengganti ibu
Senyum ....
Marah....
Tegasnya....
Lembutnya...
Dan kasih dan cintanya adalah untuk kita semuanya

Kini.....
Kita hanya bisa tengadahkan tangan ke atas langit dengan doa-doa untuk keselamatannya
Adakah.....
Angin yang mengantarkan aku ke makamnya....
Mengirimkan sebuah doa keselamatannya

Kini.....
Tibanya....
Aku mengulang kebaikan mu
Dan segala sifat dan boddy engkau wariskan pada mujahidahku pertama
Dalam diamnya
Dalam bicaranya
Dalam tangisnya
Dalam memecahkan masalahnya
Dalam tertawanya
Dalam kemarahannya
Dalam duduk dan berbaringnya
Dalam kedermawanan
Semuanya telah terwarisi mujahidahku yang pertama

Ya...Allah....
Ya Tuhan kami
Ampunilah segalan dosa-dosa nya
Ringankanlah azab kuburnya
Luaskan lah dan cahayai kuburnya
Jadikanlah khusnul khotimah
Dan kumpulkanlah bersama-sama yang belau cintai

aamiin ya Robb

Rabu, 22 Januari 2014

DIUJUNG MALAM

Saat mataku melukis lail
di pojok dalam ruangan yang sunyi
mengomat amitkan doa dalam lafatan yang indah
sesuai kisah dan apa yang minta
bening air matapun bercucuran
membasahi sajadah suci

tak seharusnya aku menyesali hidup
tak seharusnya aku bersedih
tak seharusnya aku berkecamuk dalam dada
tak seharusnya aku menghitung dengub jantungku

bening air mataku mengalir
karena banyak dosa dan khilaf
kurang amalan dan ibadah
aku kurang mentadaburi kalam Illahi

aku ingin malaikatpun bersamaku
dimalam setengahnya penuh bisa
kotak dan garis menyerang sujudku
bening-bening air mata sebagai telaga sajadah
suara gemuruh hatiku menyeruak
rasa ingin bertemu Pada MU malam itu

oh...malam yang penuh makna
aku memaknai hidup ini
sebagai ketaatanku padaMu
atas kesucian hati dan jiwa
tak lagi fana

ya...Robbi
ajari aku menjelah hidup dengan penuh makna
ya..Robbi
ajari aku mati...
dengan senyuman yang paling manis dan sederhana
ya..Robbi
ajari aku
jika aku mati banyak orang yang menangis dan mengenang akan kebaikanku
dan akupun tertawa pada yang menangis

Sabtu, 28 Desember 2013

UNTUKMU MUJAHIDAHKU TERCINTA

PUISI BUAT MUJAHIDAH KU TERCINTA

Ku jadikan kedua tanganku....
Menjadi payung...
Agar hidup mu teduh...

mujahidah mujahidakku tercinta...
ku harapkan engkau menjadi pelita disaat hatiku senja
Meskipun kurang....
Aku cukupkan 
Meskipun tak berdaya..
aku upayakan sayang
agar kalian mujahidahku dapat meniti jalan kehidupanmu
Kelak yang berbahagia
Seiring dengan perjalanan waktu...
satu persatu akan aku titipkan...
harapan....
dan martabat keluarga kepadamu
ku selalu doakan agar kalian dapat membawah keseimbangan zaman
antara....cita cita
sopan santun yang di ajarkan oleh agama
tentunya di dalam penjara sucimu dulu

Dan....
JUga abi dan ummi mu ini...
Bawahlah keseimbangan itu melangkah..
Siapa-siapa yang ingin kalian cintai di kelak nanti dan kalian sayangi karena Allah
Antara cinta kasih, kasih sayang orang tua
Juga Sujud di sajadah sucimu sepanjang malam kepada Sang Izzati

Harapan ummi dan Abi ...
titilah kehidupanmu penuh kesabaran dan keiklasan
semoga engkau semuaannya menjadi mujahidah yang tangguh untuk agama, bangsa 



Rabu, 25 Desember 2013

Untuk mu tercinta...

puisi itulah membuatku tersenyum, karena terlambatnya menyampaikannya pada ku. kisah mengharukan ketika menulis nya dengan lelehan air mata suami, entah karena apa pertamanya. Ni... masuk kamar dengan di kuncinya daun pintunya, agar diriku tak bisa mengintip kali ya....apa yang mau di sampaikannya, lama ku tunggu di belakang daun pintu tak jua keluar dari kamar, ku coba tuk mengetuk pintunya. Yang akhirnya suami keluar dengan mata merah beserta lelehan air mata yang masih tersisa, ku tatap pandangan matanya, lalu suami mendekat dengan meraih dua tangan ku untuk salim dan mengucapkan "selamat hari ibu sayang ya ."

Dengan puisinya :



Selamat hari ibu sayang ku
Ku kirim puisi seadanya untuk mu...

Aku terlahir untuk mu
Ku berteduh hati bersamamu
Kulebur engkau...!
Dalam kasih
Bersatulah dalam cinta...
Seikat dalam kebaikan
Saling menjaga dikala jauh
Menjadi telaga...!!
Dalam kasih sayang
Memaklumi aku dalam kekurangan meniti jalan menuju yang lurus
Menghamba di hadapan Sang Pencipta
Melahirkan generasi yang baik
Berguna kelak untuk Agama dan bangsa....
Kipramu terlalu  banyak untuk di nilai
Teladanmu terlalu piawai untuk ditera
Namamu selalu di hatiku
Sumbangsihmu berperan penting dalam perjalanan kehidupanku
Jika karir dan derajatku menapaki ketinggian maka kaulah pelaku sejatinya
Dirimu kini menjadi ibunda sejati
Maka apa bukti-buktinya….?
Para mujahidahmu kini adalah jawabannya
Kau tak pernah merasa rugi melahirkannya
Kau tak pernah merasa bosan memeliharanya
Seluruh pengorbananmu tak pernah kau menghitung-hitungnya
Walau tak seluruh indramu sempurna
Kau ajari mereka untuk berbicara walau kau sendiri tak mampu mendengarkan suara nyanyiannya...
Namun hati tulusmu telah mampu menterjemahkannya
Maka kelak Allah akan membuka simpul pendengaranmu di sana,
di alam kelanggengan
Kau akan dengar gemricik mata air surgawi, kicau burung nan indah sejati
Serta seluruh suara-suara keindahan yg abadi….

Ya Robb….. hanya Engkau Pembalas semuanya…..

Karya; Ahmad Abdullah
23, des,13

Dua detik selesai kubaca, dengan lelehan air mata, terharu biru dan bahagiannya punya suami yang seperti jenengan ini, subhanallah
Ku ucapakan
“Trimaksih ciiiin atas puisinya yang sangat bermakna untukku “ :’(

Semoga diri ini yang beribu kekurangan menjadikan jenengan meniti kesabaran tuk membimbingku, berkumpul dan membagi cinta dan kasih sayang yang tak perna bosan, tak perna terputus serta tak perna bertepi hingga ajal memisahkannya dan bertemu di JannahNya.

Tiada yang teristimewa dari segala galanya kecuali atas cinta panjenengan dan sayang untuk ku, walaupun diri ini punya segudang kekurangan yang tak perna kau hitung, atau kah kau segaja tempatkan di suatu tempat yang agar tau apa kekuranganku, :’(

Dalam kekurangan yang aku punya inilah, pembangkit segala rasa dan segala galanya hingga aku tumbuh berkembang di samping pangkuanmu yang hangat, penuh cinta dan kasih sayang. Harapan ku hanya satu…kaulah menjadi matahari jikalah siang, jadi bulan dikala malam hari, jadi embun yang jerni dikala senja, jadilah pelangi dikala mendung menghandang….

Aku….
Tetap mencintaimu  walaupun kau mendua
Aku….
mencintaimu tuk selala lama nya hingga nafasku terpisahkan dengan jasad
Aku….
Tetap mencintaimu walaupun melewati tanjakan, bebatuan yang menghandang jalanku
Aku….
Tetap mencintaimu jika ada permasalahan hidup
Aku…
Tetap mencintaimu walaupun kau Bukan milikku seutuhnya
Aku…
Tetap mencintai dan menyanyangimu walaupun perna marah jikalah kita tak sefaham
… Dan percayalah…
Aku akan selalu mencintai dan menyayangimu sepanjang masa
Adakalanya kita perna cemburu, marah yang wajar, dan nasehat mu adalah penawarnya

Terkadang kau belum faham apa yang aku katakan, maka bersabarlah ingatkan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang.

Demikian pula dengan jiwaku, sekeras apapun hatiku akan luluh dengan kelembutan, kesabaranmu dan belaian cinta kasihmu.

Maafkan lah diriku di selama bersama mu, punya banyak salah dan khilaf, baik tu di segaja atau tidak disegaja.
Semoga akan indah  di pengunjung harapan dengan cinta dan kasih sepanjang masa hingga bertemu di JannahNya.
Aamiin ya Robb.

Sabtu, 21 Desember 2013

MOZAIK CINTA UNTUK UMMI


Hari ibu adalah hari mengingat seorang ibu, dimanapun keberadaannya sang anak tetap berusaha mengingat sang ibunya, kali ini anak saya yang ke 3, mengirimkan sebuah surat cinta untuk sang umminya.



Ummi, malam ini aku telah siap menulis cerita tentangmu, tentang kenangan kita, tetapi ternyata kenangan itu hanya sedikit yang bisa kurekam, apa mungkin karena singkatnya waktu ketika kita berkumpul, atau aku terlalu bebal untuk mengingat kejadian-kejadian masa lalu, atau selama ini aku benar-benar jarang memperhatikanmu? Ilahi, pantaskah aku disebut anak shalihah? Ternyata bukan tidak ada kenangan itu, tapi kenangan itu terlalu indah bagiku, walaupun kenanganku tentang Ummi sama seperti kenangan banyak orang tentang ibu mereka. Bahwa Ummi adalah ibu rumah tangga biasa, selalu menyelesaikan pekerjaan rumah dengan rapi dan apik setiap harinya, dan menyiapkan segala kebutuhan keluarga, sungguh bukan hanya itu, kali ini aku ingin menyatukan puzzle-puzzle kenangan yang terserak, hanya untuk mengingat dan mensyukuri nikmatNya yang telah menganugrahiku seorang ibu sepertimu Ummi.
“nak, belajar yang sungguh-sungguh ya, jangan seperti Ummi yang tidak menyelesaikan sekolah ini, tidak apa bersusah-susah dahulu, karena nikmat itu akan ada setelah kesusahan.” masih sangat jelas terngiang dibenakku ketika engkau sampaikan petuah itu Ummi, sampai sekarang masih tersimpan lekat dihatiku, yah, ketika aku lelah dengan tugas kampus, atau bosan dengan segala bentuk pelajaran yang sulit aku pahami seketika petuah itu menjadi lampu pijar dikegelapan jalanku. Engkau motivasiku untuk terus melangkah maju Ummi, pun masih jelas tergambar wajahmu yang sangat bahagia ketika aku telah selesai mengkhatamkan hafalan al-qur’an, duhai Rabbi, akankah kebahagiaan beliau kelak berkalilipat dari ini? Ketika engkau memberinya mahkotaMu? Kalau seperti itu adanya aku rela, aku sangat rela menghabiskan waktuku bersama kitabMu, kitab penyejuk Qalbu, aku berjanji untuk terus mengulang hafalan ini, agar aku benar-benar layak disebut ahliMu.
Ummi, seorang yang selalu kuingat geriknya karena beliau jarang memberi nasihat, tetapi mencontohkan langsung, walaupun beliau memiliki kekurangan itu bukan masalah bagiku, aku selalu kagum kepadanya, dibalik kekurangan itu beliau memiliki banyak kelebihan, aku sering merasa malu, malu pada diriku sendiri yang sempurna tapi tidak memiliki keahlian apapun. Dulu aku sempat malu ketika orang-orang mengetahui kekurangan beliau, tapi aku sadar, ummi saja tidak malu, kenapa aku harus malu?
Ummi, seorang yang memiliki kesabaran seluas samudra, bagaimana tidak, ketika takdir memaksa untuk mengambil satu dari sekian banyak nikmat Allah yakni pendengaran dari dirinya, beliau tetap tampil mengagumkan, seperti tidak pernah kehilangan nikmat itu, bekerja layaknya orang normal, berkomunikasi dengan lancar, serta ketika takdir menentukan Abi untuk menikah lagi,walaupun atas
izinnya, itu bukan sesuatu yang ringan untuk wanita manapun. Wanita tercipta dengan perasaan yang sangat lembut, aku tahu bahwa dibalik ketegaran itu beliau sangat rapuh, maka aku selalu berdoa agar beliau selalu diberi kekuatan dan ketegaran, dan nyatanya sungguh diluar dugaan, beliau masih melayani abi seperti tidak terjadi apa-apa, menyayangi anak-anak tirinya seperti menyayangi anak kandungnya sendiri.
Aku selalu menuntut sebagai anak, meminta banyak dari Ummi, dan sekarang aku sadar, aku tidak pernah bertanya tentang kesusahan yang beliau rasa setiap harinya, aku acuh dengan segala masalahnya, enggan melaksanakan perintahnya, maka suatu malam, aku iseng memandangi wajah beliau yang pulas tertidur, baru saja beliau memijati punggungku karena aku merasa tidak enak badan, rambutnya sudah banyak memutih, keriput diwajahnya mulai tampak, ya Allah, inikah Ummiku, sudah setua inikah beliau,? Aku yang jarang memandang wajahnya setelah berbelas tahun yang lalu baru merasa telah banyak perubahan. Aku memeluknya pelan, takut beliau terbangun, aku menangis terisak tak kuasa membayangkan ketika kami harus hidup tanpa Ummi, wanita hebat ini, tiba-tiba beliau terbatuk-batuk keras, batuk yang sama seperti malam-malam kemarin, sampai beliau harus terbangun karena batuk itu, aku pura-pura memejamkan mataku, menutupinya dengan guling, dan airmataku tak bisa berhenti mendengar batuknya seperti itu.
Atau ketika kami sedang menyiapkan buka puasa, abi sibuk mencari surban untuk ceramah seperti biasa, ternyata surban yang dicari tidak juga ketemu, maka abi memaksa ummi mencarikan dengan suara yang agak tinggi dan wajah penuh kekhawatiran karena sebentar lagi pengajian akan dimulai, ummi yang tidak tahu dimana letak surban itu terkena marah, akhirnya ummi memberi surban yang lain dan balas mengomel, aku yang mendengar ummi mengomel jadi ikut memarahi ummi, harusnya ummi bantu mencari saja, karena laki-laki akan semakin marah ketika diomeli, dan kulihat wajah ummi mengeras, seperti menahan tangis, kesal dan sesal. Tiba-tiba aku merasa sangat bersalah memarahi beliau. Maafkan nanda Ummi.
Dan ditenangnya malam ini tiba-tiba terdengar suara tangis anak kecil tetangga, dia menangis karena terjatuh dari tangga, tapi tak lama kemudian suara ibunya keras memarahi karena melanggar aturan telah bermain-main ditempat yang ia larang, tahu apa yang ia lakukan terhadap anaknya? Bukannya mengobati malah terdengar hingga kamar kost suara pukulan untuk anaknya dan membuatnya semakin keras menangis. aku menjadi berpikir sejenak tentang masa kecilku dahulu, sepertinya hidupku benar-benar tanpa beban, aku asyik bermain dimanapun aku suka tanpa ada larangan darimu Ummi, hanya dapat teguran ketika karena asyik bermain melalaikan shalat,atau pulang terlampau senja. Terimakasih Ummi, cinta dan sayangmu masih kurasakan hingga kini.
Maka disisa umur beliau aku ingin berbakti, Semakin kesini semakin aku menyadari bahwa semua itu bukanlah pekerjaan yang mudah, ketika dalam keadaan sedih atau banyak masalah engkau tetap harus menampilkan wajah dan sikap tanpa lelah. ketika satu-persatu anak-anakmu pergi jauh dari rumah, mau tidak mau engkau tetap mendukung mereka, walaupun telah terbayang dibenakmu keadaan rumah yang akan menjadi sepi ketika kami tidak ada, dan engkau kembali sendirian menjaga rumah, sesekali bersama ayah, tapi mungkin hanya beberapa saat.
Berapa puluh kali tanganmu mengusap airmata kami, tapi tak pernah sekalipun kami membalasnya, betapa banyak airmata yang kau tumpahkan untuk kami dalam setiap do’a-doa’mu, tapi kami malah meneteskan airmata ketika kami dalam keadaan sempit dan benar-benar membutuhkanmu saja, Ummi, kami sangat sadar, doa-doamulah yang menjadikan jalan kami lapang melalui segala rintang, menyinari gelapnya jalan kami, Ridhai kami Ummi, tanpa ridhamu Allah tidak akan meredhai kami. Semoga kita bersama tidak hanya didunia ini tetapi kekal hingga akhirat. Aamiin.


                                                                                               Jakarta, 21 Desember 2013
                                                                                                           Huurun Ein with lov


                                                                                                 (Mujahidah Rifqiyah el ahmadi)