Rabu, 13 Agustus 2014

DOA SANG BUNDA SEPANJANG IKTIKAF

Malam pekat, gelap tanpa bintang diiringin hembusan angin yang dingin menusuk rusuk, tak membuatnya kendor melangkahkan kakinya sepanjang malam lailatur qodar, bulan yang penuh berkah pada Romadhon. Disana hanya berniat memdoakan sang mujahidahnya....

lelehan dan lembab matanya tak membuat ia malu dihadapan sang Illahi, merengek hingga suara tangispun memecah kesunyian malam itu, aku seorang ibu....merasakan hampanya kehidupaan tanpa diimbangin cinta dan kasihnya yang merengang selama kesalah fahaman telah memecah keduanya, salah itu hanya salah faham keduanya....salah dan hanya salah...Aku seorang bunda nya....merasakan semuanya itu!!!!

Diseperempat malam ku merapatkan jiwa ragaku dihadapan sang Illahi...memohon dengan kerendahan hati untuk membuka lembaran lembara baru dalam hatinya, apapun yang telah ia lakukan, hapuskanlah ya Robb. hanya sebuah ampunan Mu dan anugrah Mu yang bisa merobah semua itu. Doaku hanya seperti membuka pagi dan menutup malam. Agar kau menjalani hari hari yang indah dan menemani malam yang damai bersama nya. tanpa harus mencurigai semua apa yang ada padanya.

Aku ....tau....semuaa usaha sehebat apapun akan sia sia tanpa doa. Karena nya aku sebagai Bundamu...selalu mendoakan nya di Hadapan Nya, senjata ku dan senjatamu adalah doa. wahai mujahidahku....engkau adalah insya yang lemah dihadapan  Robb san Izzati, engkau sangaaat membutuhkan Allah sepanjang masa, dekatkanlah jiwa raga mu. mintalah kepada Nya ampunan mu dan taufik di dunia dan di akhirat. Niscaya engkau akan kembali pada Nya.

dalam segala aktifitasmu, mulailah dengan akhirilah doamu dengan memuji Allah dan perbanyakilah berdhikir, berikanlah sholawat kepada Rasulullah. dan menghadaplah dengan Allah dan manusia dengan penuh kejujuran serta cinta kasih dan sayang nya. dan Ingatlah dekatkanlah dirimu pada Nya dengan banyak amalan amalan fardhu dan sunnah serta hal hal yang dapat mendekatkan diri pada Nya.

teringat malam malam sepanjang iktikaf di masjid islamec center Samarinda, bulan yang kepungkur.disana rentik hujan pun tiada, hanya sebuah lelehan lelehan air mata yang selalu ada dipipi. dengan harapan doa itu diijabahin Allah azawajallah . aamiin