Sabtu, 19 November 2011

CAHAYA DUNIA MEREDUP

Kulihat awan mulai muncul
malam yang gelap tanpa bintang dan bulan
percikan embun mulai ada dikelopak bunga

kini cahaya lampu bergelip-gelip
melambung tinggi cahaya yang menerang
kulihat siraman yang menghidupkan bumi Illahi

kini bangunan yang gersang tak berpenghuni
manusia berlomba-lomba dalam kemaksiatan
cahaya dunia meredup
kulihat kemulyaan yang semangkin menjauh

tidakkah setiap yang menyalakan api akan terang dunia ini
sepercik korek
menyala membakar dunia seisinya
karena perbuatan tangan-tangan manusia

SEGENGGAM CINTA UNTUK SUAMI

RINDULAH PADAKU MAKA DUNIA SEISINYA AKAN RINDU PADAMU

Rindu...yang selalu didada
ketika pergi bersinarlah disana
cahaya bersinar memenuhi panggilanmu
dunia pun akan merindukanmu
urusan rindu akan ada didua insyan yang mengikat janji yang suci

Cinta....

ketika engkau berangkat meninggalkan daku nun jauh disana, didalam benakmu ada aku, didalam hatiku ada dikau, rindu yang selalu datang tanpa diundang. begitulah rindu itu menekuri seatu yang tak jelas.

Tenanglah suamiku tercinta, pengalamanku sama dengan yang engkau alami. disaat yang sepi dan habis agenda aktifitas, rindu akan selalu datang dan menggrogoti hati kita, tak ada obatnya kecuali jumpa denganmu. Seakan-akan 2 jiwa yang tak bisa dipisahkan, hingga ajal menjemputnya.

Dan, mungkin manusia-manusia dengan dipologi seperti itu akan ada di mana-mana.

Pesanku, rindulah padaku, tentunya dunia seisinya akan merindukan dikau. Begitulah sebaliknya, jika engkau melangkahkan kaki dengan bosan dengan ku, maka dunia seisinya akan membencimu.

Engkaulah pasti ingat kata-kataku bahwa prasaan kita tak kan dapat dipisahkan, engkau takkan dirinduin kalau engkau tak rindu dengan aku...semuanya yang engkau rasakan adalah yang aku rasakan....