Minggu, 13 Mei 2012

JADILAH WANITA CANTIK SECARA FISIK DAN SPIRITUAL

Terlahir seorang wanita adalah anugrah yang sangat besar, meski...terkadang beragam masalah mulai dari fisik hingga masalah umum kerap melilit kehidupan .

Berbicara tentang wanita tak kan ada habis-habisnya mulai dari urusan  :

-Keluarga
-Dapur
-Urusan ranjang
-Urusan kecantikan
-Bisnis sambilan
-Kerja kantor
-Dll

Tapi masalah CANTIK yang kerap  di dengung-dengungkan bukanlah sekadar tampilan fisik wanita, dan tentunya semua sejatinya hidup adalah dimulai  dari pikiran rumus. Begitu juga dengan kecantikan menggunakan rumus. Dan tak ada masalah sesuatu yang berlalu itu tak berumus.

Cantik adalah kontruksi wacana yang terpadu didalamnya sebagai sudut pandang. Cantik dirumuskan menurut presepsi tertentu baik ideologi neoliberal yang kaya khazanah batin. Tetapi,...cantik selalu berjiwa unifersal, meski banyak rumus menjadi cantik. Namun, harus ada kriterial cantik yang ideal bagi tamaddun kemanusiaan, bukan sekadar cantyik yang dapat diamini segolongan ummat manusia.

Dalam sastra...
"Keindahan wanita terletak pada kecantikannya, Keindahan laki-laki terletak pada akalnya"

Karena itu wanita harus cantik secara sosial degan kecerdasan rohani sekaligus kesercdasan intelektual, jujur, berpengetahuan, agar kita tetap cantik sepanjang masa.

CANTIK TIDAKLAH PERLU RIASA YANG TEBAL...

Terkadang banyak wanita yang bersolek untuk di luar rumah, sekarang memang tak perlu bersolek tebal tuk orang banyak, justru kita si sunanhkan bersolek tuk suami tercinta. Bukan lah riasan yang tebal di anggap itu cantik di pandang mata, yang cantik tu ahlaq dan kepribadiannya.

Ada banyak wanita yang mengganngap dirinya cantik di mata nya, dan jelek di mata orang banyak...itulah wanita yang tak punya ahlaq.agi yg sudah menemukan separuh dari din nya alias sudah menikah maka wanita berhias untuk sang suami. Mempercantik diri utk sang suami. Jadi sang suami tidak hanya kebagian daster style mulu dari sang istri. Kan kasian suaminya, Cuma dapat daster stile aja, tapi utk orang lain dandan habis-habisan (kaya pepatah daerah ku ”biar mati yg penting gaya”..). bagi yg masih single alias jojoba( jomblo-jomblo bahagia..), berhias nya hanya agar dia menjadi sehat, bersih dan tidak jadi muslimah nyebelin (sapa yang ga sebel sih kalaw kita nya BB alias burket, pake baju ngasal aja hingga mata orang sakit ngelihatnya, kummel, bau apalagi kalau udah rada siangan..). secara Allah itu indah dan suka akan keindahan. Sebagai makhluk ciptaan Nya pun kita kudu indah dalam arti yang wajar dan Allah sukai. Terlihat indah tidak harus mahal, glamor, tapi cukup memakai sesuatu yang pantas kita gunakan. Masa kita tega menghamburkan banyak uang hanya untuk diri sendiri dan untuk hal-hal yang mubazir sedangkan saudara-saudara kita masih banyak yang hidup dalam kemiskinan.

 Raihlah kecantikan itu dari dalam, kecantikan itu dan bersumber dari dalam kebersihan jiwa. bukan penampilan fisik yang aduhae.

Cantik instan, yakni dengan polesan kosmetik saja, bukan lagi zamannya. Banyak orang di abad millennium lebih percaya, sehat itu cantik, dan cantik itu sehat. Dibolak-balik seperti apa pun, kuncinya adalah cantik dan sehat luar dalam. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin
meningkat usia seseorang, akan turun kemampuan alamiah kulitnya. Untuk itu seimbangkan nutrisi dan olah raga, perawatan secara rutin.

Mendapatkan kecantikan, banyak orang sibuk berdandan dan bersolek dengan warna warni mik up. Padahal cantik itu harus di mulai dari dalam diri, Menjadikan diri sebagai hamba Tuhan yang taat, selalu berada dalam jalanNya yang lurus.



BERJUANG UNTUK KEBAIKAN UMMAT DAN NEGARA

Meskipun ada 1000 alasan untuk membenci,marah,/benci
dalam menyikapi alasan tuk beragumen dalam dakwa
tak selayaknya anda memilih memboikot atau melecehkan serta menfitnah nya
tak ada kata lain hanya kita salin menghormati sesama kaum muslimin
jangan sampai sama muslim adu otot leher tuk menyikapi masalah

mereka berhak dan berhak berjuang demi kebaikan negara dan ummat
walaupun berat dirasa...
tapi masih punya satu kekuatan untuk bertahan dan tersenyum.....lilahita'ala.

Jadi ya maklum jika suatu saat bersedih...!
bangunlah hidup saling menghormati
untuk mencari Ridho Sang Illahi
hingga sampai kapanpun
engaku akan berada dalam pengawasan Sang Illahi

ADIKKU SAYANG

Di dua benua yang saling berjauhan
aku hidup di daerah perantauan
engkaupun di daerah perantauan
yang menyebrangi lautan dan melewati gunung-gunung
di sana sangat jauh tak terlihat mata


Tapi dalam bayangan selalu hadir senyummu
rasa kangenpun sering mendatangi jiwa dan raga ini
hari berganti hari
bulan berganti bulan
tahun pun berganti tahun
tak tersah kini telah hampir bertahun-tahun tak melepas rindu
terkadang rasa rinduku menari dalam dada
ingin rasa aku memelukmu melepas rindu
semoga rindu inipun menari dalam sukmamu


Aku serukan pada angin...
ingin kuwatkan hembuskan anginya membawa salam rinduku
pada cahaya cinta dan kasih
engkaulah sumber kilauan kekuatan hatiku
engkaulah selalu terpajang di segenap ruang


Terkadang aku menarikan jiwa...
menangis dalam rindu ku
ingin melebur dingin yang menggigil rindu
datang dengan menyeret gejolak degub jantungku
yang....kiat sepi, Menepi
untukmu adikku tercinta


Semoga Allah masih memberikan kesempatan kita jumpa kembali
dalam naungan Illahi
dan iman dan takwa yang sama

BERGERAKLAH

Maka bergeraklah
berjalanlah
beraktivitaslah bersama kafilah dakwah
Rasakan sendiri
lihat sendiri
dengarkan sendiri kata-kata mutiara yang muncul dari lapangan

Diam telah membuatmu merasakan kejenuhan
Tidak bergerak menyebabkan pikiranmu dipenuhi pesimisme dan kegalauan
Tidak berkegiatan membuat hatimu selalu dalam kebimbangan dan keputusasaan
Bergeraklah di lapangan dakwah
engkau akan menemukan sangat banyak harapan dan untaian mutiara kesabaran.

TETAP KU TUNGGU

ku kejar waktuku...
Lari sana
lari sini
ingin rasa tidak ada waktu yang terbuang sia-saia
ternyata Allah memberikan waktu senggang untukku...
Karena sang ustadzah telat mendarat...
Semoga Allah menyelamatkan beliau hingga sampai tujuan...
Aku....
Tetap menunggu nya
hingga ustadzah ada di depanku...
Ingin rasa menjabat dan peluk erat silaturrahmi
ku tunggu tausyi engkau ustadzah....

SEPATU ONTONG PISANG

Sampai saat ini masih begitu kuingat, pengalaman di tahun 60an, saat-saat saya masih bersekolah di tingkat dasar, yang nama sekolahnya adalah Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) tepatnya di sebuah desa yang terpencil di pinggiran sungai bengawan Solo, desa yang diberi nama Gedangan. Kata Gedangan diambil dari kata dasar gedang, berasal dari bahasa jawa yang artinya adalah pisang. Kata gedang itu mendapat akhiran an maka terbentuklah kata Gedangan.
Desa Gedangan memang merupakan desa yang ditumbuhi banyak tanaman pisang. Di sepanjang pekarangan belakang rumah penduduk sepanjang alur Daerah Aliran Sungai (DAS) rata-rata merupakan  kebun pisang.  Konon nama desa ini diambil dari banyaknya tanaman  pisang yang mendominasi  desa.
Kehidupan di desa ini pada decade 60an memang masih sangat terbelakang. Desa yang belum terakses penerangan listrik, masyarakat masih menggunakan lampu teplok, sebagian masyarakat yang sedikit lebih modern menggunakan lampu strongking. Jalan-jalan masih berupa tanah liat yang apabila musim hujan keadaan jalannya menjadi becek dan lengket di kaki, lengket juga di sandal atau bakiyak yang kita pakai. Belum banyak orang di desa ini yang memakai sepatu kecuali orang-orang yang pulang dari kota.
Namun  dengan pedenya anak-anak desa pada era tersebut bersekolah dengan banyak yg tak bersepatu alias nyeker. Setiap kali kami melihat anak-anak yang sudah bersepatu karena telah dibelikan oleh ayahnya yang pulang dari bekerja di kota Surabaya kami merasa ingin sekali memilikinya namun apa daya orang tua kami hanya petani yang hidup di desa tak tahu dimana harus membeli sepatu.
Pada suatu saat muncullah ide kratif kami ketika melihat mahkota ontong(bunga) pisang yang berguguran jatuh  di tanah kemudian kami ambil lalu kami jadikan sepatu dan kami pakai untuk bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM). Mahkota Ontong bunga pisang itu kami bentuk seperti layaknya sepatu dan bagian atasnya diikat dengan tali yang berasal dari serat batang pisang (orang desa kami menyebut gedebok pisang.
Tentu saja sepatu seperti ini tidak bisa bertahan lama paling hanya bertahan beberapa hari saja, dengan pedenya kami pake sepatu buatan sendiri ini untuk ke sekolah. Ketika sepatu ini aus dalam beberapa hari kamipun segera membuat lagi. Tidaklah menjadi masalah jika kami secara terus menerus membuat sepatu ontong pisang ini karena desa kami memang banyak pohon pisang tentunya juga banyak ontong pisangnya.
Kini bila kami mengingat sepatu ontong pisang  antik yang kadang kami bentuk seperti sepatu aladin lalu kami pake untuk sekolah di sekolah dasar MIM desa kami dulu maka kami kadang tertawa sendiri saat mengingatnya. Beruntung saja ketika  tertawa sendiri tidak ada yang melihatnya. Coba bila ada yang melihatnya pasti dianggap orang setengah gila….he..he..he….tetapi akupun pernah bercerita kepada teman-teman sejawat saat ini bahwa dulu saat aku bersekolah di desa terpencil sementara teman2 banyak yang telanjang kaki alias nyeker dan sebagian bersepatu, aku  biasa pake sepatu dari mhkota ontong pisang yang kubikin sendiri….. Kawan-kawan ku sejawat pun berkomentar : katrok betul kamu ! Dasar wong ndeso ….he…he…he…..