Kamis, 12 Desember 2013

PERJALANAN YANG TERTUNDA

Dingin, sepi masih menyelimuti pagi yang gelap gulita, jam dinding menunjukkan angka 04.30 wb, bergegas diriku bangkit dari tempat duduk dengan setengah mata mengantuk, karena semalam menyiapkan bekal tuk syafar.

Rencana itu udah kita bicarakan sepekan sebelum keberangkatan, karena kesibukan dan agenda yang padat, maka kesiapan kalang kabut. Dari mempersiapkan semua bekal dari baju hingga peralatan tulis menulis dan Mushaf yang tidak akan ketinggalan di dalam tas mungilku, jika kemana aja kaki ku melangkahkan dari rumah.
Dari semalam kita bergadang tuk mempersiapkan semuanya, agar tak ada peralatan yang ketingalan

Ketika jam menunjukkan  pukul 05.00 laju mobil melintas di depan gubuk saya, si ading dengan mengendong anaknya yang paling kecil nyelono mencari saya yang ada di dapur, dan si bapak masih berdiri di daun pintu ruang tengah….dengan berkata “yuk segera brangkat nak…”
Kita pun keluar dari gubuk dengan bergegas masuk kedalam mobil, tak lupa doa yang kita panjatkan bersama untuk keselamatan perjalan kita, dengan itu melajulah mobil dengan kecepatan yang tinggi tuk melintasi poros-poros jalan Samarinda, dengan liku-liku yang berkabut dengan tancap gas dengan lajunya mobil, untuk memburu waktu agar sesampai dengan tepat waktunya.

Dalam pertengahan jalan menuju Balipapan, dalam tanjakan dan turun bukit Suharto kabut dan gerimis menghandang lajunya mobil yang saya tumpangi, di sepanjang jalan tersendat macet total karena deretan truk truk yang gede gede berhenti di tengah bukit Suharto, karena jalan licin dan berkabut. Maka lambatlah perjalanan nya. Di sepertiga perjalanan si ading mulai mabuk, mual , pusing, mungkin juga masuk angin karena si perut kosong dan bernyayi ria minta makanan rasanya J    Dengan perut krucukan kita berusaha melototin di setiap pinggir jalan mengharap ada warung pagi itu buka dan menjual makanan, ah….ternyata di sepanjang jalan belum juga menemukan warung, lantas kita berhenti sejenang di pinggir jalan melihat warung kecil yang berjualan makanan di sana…dengan itu secepat kilat si ading turun dari mobil agar si perutnya terganjal sedikit makanan…kita berdua menuju menu makanan yang di pampang di lemari kacannya,  hiks hiks apa yang kita lihat tak seperti apa yang kita banyangkan berdua, huuuuu ternyata si penjualnya makanan itu berpakaian yang senorok, dengan setengan pakaian yang di pakai, ternyata kita berdua ngrasa nek gitu ya….kita berdua melongok sambil ngeloyor meninggalkan warung itu,…untung-untung kita belum pesan makanannya.

Si bapak turun dari mobil sambil berkata “ ayo cepet makan, entar terlambat pesawatnya…”
Kita berdua senyam senyum sama bapak…kayaknya bapak curiga dengan kita, lantas berkata “ kenapa nggak jadi makan? Katanya lapar kok urungkan makan”?
Si ading menjawab…”wah, pak gawat….”
“Kenapa emang..” ? kata bapak
“jorok orangnya, pakainnya pendek, tidak selayaknya jual makanan pak, tempat meja makan nya juga nggak bersih “
“Ya udah cari aja di sana” kata bapak

Dengan secepatnya di lajukan mobilnya kembali, menuju bandara Balikpapan
Pada jarum jam menunjukkan 07,20 kita telah sampai di bandara Balikpapan, heeeem ternyata si bapak memparkirkan mobilnya bukan di jalan masuk bandara untuk cek in nya, bablas sana lah si bapak…kita berdua udah minta tuk turun di jalur pintu masuk, nasib emang tak bias di pertaruhkan dengan apapun juga, yang akhirnya perutpun masih kreroncongan…

“Yuk makan kata si bapak, lah” sambil menuju meja makan kita semuanya, lah saya ambil tiket melihat jam kebrangkatannya…kita pastikan keberangkatannya jam berapa…
Dengan setengan makan hujan turu dengan deras sekali, saya ngomong sama si ading…” ding hujan deras ni, pesawatnya gimana ya…”?
Si, ading menjawab…”nunggu redah hujannya mbak…”
masa si pesawat nunggu reda hujannya baru terbang ...nggak mungkin kan...?
Kita hanya pakai perkiraan yang tak ada dasar pengumuman di speker bandara…gubrak dengan tergesa gesa saya mendorong roda barang menuju cek in nya…dengan secepatnya kita menuju cek in…
Sesampai di sana masih sepi…
“ding coba kesana” kata saya
“kemana mbak”? jawab ading
“ke depan sana…”!!
“Masih belum buka mbak” kata ading dengan datar
“Ya udah saya mau ke kamar kecil dulu ya ding”? kataku minta ijin
“Ia mbak monggo” jawab ading dengan senyum
Dengan itu si ading menyusul saya ke kamar kecil dengan bergantian menuju musyollah tuk sholat dhuha sejenak, firasat ini tak menunjukkan salah sasaran ke cek in nya…
Ketika kita udah lama berdiri di depan cek in tak juga menyadari akan kesalahan kita, lantas kita berdua menuju cek in yang paling depan…

Dengan suara  pelan si ading berkata “
"ah....salah sasaran mbak..."? 

aku penasaran sambil bertanya "kenapa ding..."? 

si ading diam seribu bahasa...sambil nelono kesana ...saya ikuti dari belakangnya sambil mendorong roda barang yang lumanya beratnya :)

sesampai di depan kantornya urusan penerbangan...si ading berkata.."mbak kayaknya udah di tinggal pesawatnya "?

mataku tak bisa kedip memandang wajah ading, seakan saya tak percaya yang udah di tinggal pesawat, karena selama hidup tak perna ketinggalan pesawat ni...:) 

yang membuat kita telat pesawat adalah tidak langsung cek in dulu ketika kita datang di bandara, nah ini adalah hal yang sedikit lengah, sebenarnya harus cek in baru kita makan makan dulu, waktu begitu cepat berlalu tak terasalah jika kita lalai. padahal sesampainya di Balipapan masih pagi..masih punya waktu yang cukup untuk menunggu jika cek in duluan. ah...udah telat lah nggak usah di sesali kembali :)

lantas badanku gemetaran, tak berdanya di hadapan si ading, sedih rasannya si adik melihat saya waktu itu. lantas si ading berkata ..."udah mbak nggak apa apa ya, nggak usah tlp abi dulu ya, kita urusi dulu masalah ini..."

saya sedikit bingung, gimana semua tiket hangus hingga dari tiket kereta dan pesawaatnya....
tiba tiba, dalam kesunyian kita berdua datanglah si pak polisi tuk mendekati kita sambil menanyakat keberangkatan kita jam berapa..

si ading langsung menceritakan kisah terlambatnya penerbangannya kali ini, lantas si pak polisi mencarikan tiket kembali. dengan waktu menunggu kita sibuk sms pada keluarga yang ada di Samarinda, tentang penundaan keberangkatan itu...sempat si anak anak memberikan hiburan kita berdua...memberikan semangat agar kita iklas melalui apa yang telah terjadi.

Tak tahan juga tidak memberi tahu suami, lantas dengan diam diam saya tetap sms suami minta maaf atas keterlambatan cek in yang akhirn ya di tinggal pesawat...ho ternyata si ading takuuuut setengan mati, hingga puluhan tlp tak berani mengankatnya...kita berdua merasakan salah waktu itu, dengan menenangkan hati dan menggiklaskan apa yang terjadi, akhirnya di nagkat juga tlp si ading, dengan wajah merah di hadapanku si ading menjawab semua tlp dari suami, dengansuara penyesalan yang sangat pada suami. yang akhirnya suami juga mengasih semangat kita berdua.

aaahhhh...di tunda lagi keberangkatan nya, di runag tunggu kita santai aja...ternyata ada satu lagi masalah yang datang, si KTP ading terselip di dalam dompet, kita berusaha mencari cari dan membungkar semua isi dompet dan tas kecil yang kita bawah, ngak juga ketemu, yang akhirnya si ading mencari kesana kemari, di tempat kantor informasi sampai 3x balik juga nggak ketemu, dasa si KTP ada di dalam dompet lah di cari kemana mana ya nggak mungkin juga ketemu.

pngalaman yang mengharu biru ketika keberangkatan tertunda, kita menguras waktu dan juga harus mengeluarkan biaya yang berlipat ganda, pengalaman yang sangat terkesan ini, dari merorong isi dompet kita berdua untuk menebus tiket kembali hingga perjalanan menuju Kuningan pun harus kita tebus lagi...:) 

5 jam perjalanan telah sampai Kuningan dan bertemu para mujahid dan mujahidah alhamdulillah..menghibur dan bercerita hingga melepas rindu bersama sama.