Asri indah dan sejuk adalah kampong halamanku, yang di sana berjejer ribuan pohon bambu dan pohon pisang, sebuah kampong itu terletak di pingir bengawan solo yang melingkari kampung. Kampung ini selalu rame dengan hilir mudik petani pembeli grabah dari kampung yang lainnya, desa ini namanya desa gedangan, yang di pinggir dan di belakang rumahnya kebanyakan tumbuh pohon pisang yang subur dan rindang, entah karena suburnya tanah kampung itu kali ya J.
keterampilan membuat gerabah telah dilakukan sejak jaman dahulu dan telah menjadi bagian dari perkembangan kampung dari nenek mulyang, jejak historinya pun jelas yaitu terwariskan hingga masa kini,menurut kajian arkeologis,keahlian membuat gerabah ini baru di kenal di masa bercocok tanam,siklus cocok tanam yang menyisahkan waktu luang cukup panjang bagi para petani sehingga memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengembangkan keahlian ini dan jenis gerabah yang di hasilkan kebanyakan berupa peralatan rumah tangga, yang enak dan higinis untuk memasak, ya emangnya gampang pecah deh…J dan tidak secantik seperti alat alat perabot dari almunium.
Dengan pacaharian penduduk itu kebanyakan petani, dan pembuat grabah …apa si grabah itu ya? Pingin tau ya? Monggo simak dan harus mendele ya bacanya J …grabah ini adalah perabot yang terbuat dari tanah lait, seperti halnya cobek, wajan, genteng, gentong, embleh, priuk, dll. Para penduduk wanita kebanyakan membuat dan produksi grabah dan petani, tak ada rasa minder dan jijik walaupun hari harinya bergulat dengan tanah liat dan pasir…J tentunya badan dan pakainnya kumal ya,? Masalah pakaian yang kumal tak jadi masalah buat para wanita kampung halamanku…semuanya di jalani dengan iklas dan syukur, di setiap datang waktu adzan bergegas menuju kamar mandi atau bengawan tuk jeburkan dirinya agar bersih kembali dan menunaikan panggilaNya ke masjid ataupun ke musholah.
Cara membuat grabah, dan bahannya:
Bahan:
1.tanah liat
2.pasir
3.air
4.tanah merah
5.prebot (alat untuk memutar tanah yang di bentuk)
6.krik (sebetan kulit bamboo)
7.kutuk (batu yang halus)
9.kayu (untuk bakar grabah)
10.damen, klaras (untuk bakar grabah)
Cara mengaduk tanah liatnya :
Campur semua bahan , tanah liat, pasir dan air lalu idek (injak injak ) sampai kalis dan bias di bentuk ...yang akhirnya di taruh pada tempat yang di sediakan, di tempat lembab dan tak bersinar matahari, di tutup sama kain bekas agar lembab tak mengering tanahnya....setelah beberapa jam siaplah di cetak tanahnya.
SIAPKAN ALAT ALATNYA
1.Prebot
2.air
3.pasir
4.walun (kain bekas) sedikit
siap mencetak tanah liatnya. ambil segenggam tanah liat di taruh atas prebot, bentuk seperti kehendak hati...mau yang lonjong, mau yang bulat, mau yang panjang, mau yang bulan sabit itu semuanya tergantung kehendak sang pencinta bentuk grabahnya...hehe :) sabar dikit dong ya...tlaten adalah kuncinya tanah liat menjadi grabah yang cantik ...insyaAllah mau jadikan cobek, kendil, dandang dll .
bisa aja asal jari jemari kita lentik untuk membentuknya. senyum manis deh kalau udah jadi
setalah selesai membentuk di keringkan sampai setengah kering, lalu di keriki sama kering(dari kulit bambu), setelah itu di jemur lagi hingga grabah itu benar benar kering, lalu di cat sama tanah merah, di kutuk (dihaluskan sama batu kutuk)...cantik udah rupanya...di jemur lagi hingga kering 100% .
setelah siap di bakar dengan namanya grepin...siapkan Klaras (daun pisang yang kering), damen (daun padi yang kering), dumpring (daun bambu yang kering)..bakar bersama grabah itu...
siapkan lagi jejeran kayu bakar yang di tata di bawahnya, kasih abu bawahnya lalu grabag di susun di ats kayu kayu tadi sesudah itu tutup dengan damen atau daun daun yang kering...mulai pembakaran hingga matang memerah grabahnya...
setelah satu hari atau dua hari di bongkar dari bara bara yang tersisah....eeemmmmm mengiurkan cantiknya grabahnya.
PEMASARANNYA
pemasarannya di jual para tengkulak, di bawah ke Surabaya, Kalimantan dan kota kota yang lainnya, banyak juga di jual di pasar-pasar tradisional.
jika berupa embleh di jual di perikanan Blimbing untuk tempat ikan yang masak....
Nah begitulah kehidupan penduduk kampung halamanku, rata rata para penduduknya mencari nafkah dengan memproduksi grabah dan petani, untuk menyekolahkan anak-anaknya dan menyampeti kehidupan sehari harinya,,,,tak ada rasa bosan untuk produksi grabah...akan tetapi sedikit punah karena banyak warga yang merantau berdagang ke luar kota untuk mencari nafkah yang lebih enjoi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar